Pentingnya Memilih Bahan Bakar Diesel yang Tepat

5/29/2015



Sebelum memulai pertarungan dalam Diesel Challenge 2015, Auto Bild pun turut menyeleksi bahan bakar yang akan digunakan. Tiga jenis bahan bakar diesel kami uji performanya; Solar, Shell Diesel dan Pertamina DEX.

Sebenarnya masih ada satu lagi jenis bahan bakar yang patut diuji, yakni Performance Diesel lansiran Total. Namun terbatas waktu pengujian dan kemudahan dalam hal memperoleh bahan bakar diesel ini, akhirnya terpilihlah tiga jenis bahan bakar tersebut.
Pengujian memakai chassis dynamometer Dastek milik Sigma Speed Tangki dikuras untuk memastikan tiap jenis BBM tak tercampur
DYNOTEST

Metode yang kami gunakan cukup mudah dan simpel. Ketiga bahan bakar tersebut kami uji di atas mesin dyno untuk mengetahui tenaga mesin yang mampu dihasilkan dari setiap bahan bakar yang digunakan.

Sebagai kelinci percobaan, kami memilih Toyota Kijang Innova 2.5G V A/T lantaran keandalannya yang dimiliki injektor dari mesin berkode 2KD-FTV ini. Injektor yang telah disesuaikan untuk pasar Indonesia ini tetap mampu untuk mengkonsumsi diesel bersubsidi sekalipun.

Untuk menjamin antara bahan bakar tidak terkontaminasi, maka setiap pengujian bahan bakar, kami mensyaratkan untuk menguras tangki bahan bakar dengan cara menurunkan tangki di bengkel resmi Auto2000. Begitu pula dengan penggantian filter bahan bakar. Tak heran bila waktu pengujian 3 bahan bakar ini memerlukan waktu 3 hari juga.
Pengujian akselerasi dan emisi gas buang dilakukan di bengkel Auto2000 Sunter, Jakut Selisih tenaga antarjenis BBM diesel cukup signifi kan
HASILNYA

Solar menjadi materi pertama untuk diuji di atas mesin dyno Dastek milik Sigma Speed di bilangan Pancoran, Jakarta. Hasilnya tenaga mesin dari unit berkapasitas 2.500 cc ini mampu menghasilkan tenaga sebesar 107,3 dk di 3.500 rpm. Emisi gas buang pun mencatat opasitas Solar mencapai 24% dan akselerasi 0-60 km/jam dengan injakan pedal hanya 50% digapai dengan waktu 8,7 detik.

Lalu Shell Diesel menjadi kontestan kedua. Tenaga yang dihasilkan nyaris berselisih 2 dk lebih tinggi dari bahan bakar bersubsidi alias mampu meraih angka 109,2 dk di putaran mesin serupa. Opasitas menurun menjadi 20% dan sprint 0-60 km/jam 8,38 detik.
Sedangkan Pertamina DEX mencatat angka 116,2 dk di 3.500 rpm. Artinya ia mampu meningkatkan performa mesin hingga 8,9 dk lebih tinggi ketimbang Solar dan 7 dk dari Shell Diesel. Emisi gas buang pun turun menjadi 18% dan hanya perlu waktu 8,32 detik untuk sprint 0-60 km/jam dengan injakan pedal gas 50%.

“Selama ini Solar dan Shell Diesel lebih sering digunakan oleh konsumen kami di Sigma Speed. Tapi dengan pengujian ini, ternyata Pertamina DEX mampu unggul telak dari Solar dan Shell Diesel,” kagum M. Soleh Yusuf, punggawa Sigma Speed yang melakukan pengujian Pertamina DEX hingga berkali-kali lantaran selisih tenaganya yang cukup jauh.
313/56-57(22Apl-5Mei15)

Share this

Mencoba untuk berkarya dan berbagi pengalaman seputar ilmu yang sudah saya pelajari

Previous
Next Post »

2 komentar

Write komentar
Anonim
AUTHOR
5 Juli 2015 pukul 06.20 delete

OO jadi tahu nie saya :D
ternyata Solar juga mempunyai kualitas berbeda beda

Reply
avatar
Unknown
AUTHOR
5 Juli 2015 pukul 06.23 delete

hehe yup betul bgt gan :)

Reply
avatar

Untuk menulis huruf bold silakan gunakan <strong></strong> atau <b></b>.
Untuk menulis huruf italic silakan gunakan <em></em> atau <i></i>.
Untuk memasukan pesan silahkan gunakan <b rel="quote">Pesan Sobat</b>
Untuk menulis kode HTML silakan gunakan Konversi Kode pada kotak parser di bawah ini.
Dan gunakan Emoticon agar komentar terlihat lebih keren.

Emoticon Off Topic